Cerita Senja

KEHIDUPAN umat manusia pada era mutakhir diperhadapkan dengan kerusakan ekologis yang sangat parah. Kian menipisnya cadangan sumber daya alam, polusi air dan udara, hujan asam, kerusakan habitat binatang, pemanasan global, efek rumah kaca, serta membesarnya lubang ozon merupakan potret nyata kerusakan ekosistem. Inilah tragedi yang meniscayakan tersedianya solusi masalah secara cerdas. Dan dunia pendidikan terkondisikan menjadi bagian penting solusi masalah.

Di berbagai penjuru dunia dewasa ini, kerusakan ekosistem kian mengemukan dan bahkan mulai mengalahkan isu-isu politik, keamanan dan ekonomi. Bahkan, kerusakan ekosistem ditengarai sebagai isu super sensitif.

Segala upaya dipandang mutlak dilakukan demi mencegah agar kerusakan ekosistem tak kian parah. Pada titik ini pula, dunia pendidikan dituntut mampu mengembangkan perspektif yang relevan.

Pertama, dunia pendidikan harus membangun pengertian bahwa kerusakan ekosistem merupakan dampak buruk dari ulah manusia memperebutkan sumber-sumber daya. Kedua, dunia pendidikan memahami kerusakan ekosistem sebagai realitas buruk yang meminta tumbal pengorbanan manusia. Dua hal ini penting dimengerti oleh dunia pendidikan sebagai saling hubungan antara manusia dan lingkungan. Dua perspektif itu memiliki makna sebagai berikut.

Pada satu sisi, segilintir manusia bertindak meluluhlantakkan ekosistem atas dasar ambisi dan egoisme. Pada lain sisi, dampak buruk kerusakan ekosistem dirasakan oleh hampir seluruh manusia. Ibarat kehidupan dalam sebuah kapal ruang angkasa, ulah segelintir manusia merusak kapal harus pula ditanggung akibatnya oleh semua manusia. Dunia pendidikan pun dituntut mampu untuk turut serta menemukan solusi agar kerusakan ekosistem tak terpilin menuju titik nadir kehancuran.

Dalam contoh kasus kelangkaan air bersih, sudah saatnya mengembangkan pendidikan tentang ekologi. Sebagai masalah universal yang dihadapi umat manusia, kelangkaan air bersih di dunia merupakan kelangkaan sumber daya alam dengan skala paling dramatis. Semula diperkirakan, minyak bumi merupakan sumber daya yang paling besar mengalami kelangkaan. Ternyata, tersedia alternatif energi manakala minyak bumi benar-benar mengalami kelangkaan.

Justru, kelangkaan air bersih tak dapat digantikan oleh sumber daya alam yang lain. Air bersih merupakan sumber daya alam yang indispensible. Sehingga dengan demikian, penting bagi dunia pendidikan memahami aneka penyebab kelangkaan air bersih. Dari sini kemudian disusun materi ajar tentang pendidikan ekologi, dengan kelangkaan air bersih sebagai fokus pembahasananya. Tujuannya, memperkuat penghayatan pentingnya melakukan ihktiar agar sumber air bersih lestari memenuhi kebutuhan manusia.

Dalam konteks air bersih, dua aspek empirik penting dimasukkan sebagai materi ajar pendidikan ekologis. Aspek pertama berkaitan erat dengan penyedotan air tanah seperti terjadi di Jakarta. Baik rumah tangga, pengelola gedung maupun pengelola apartemen telah saling berkompetisi penyedot air tanah. Sebagai akibatnya, kelangkaan air bersih disertai oleh amblesnya tanah sedalam 60 cm hingga 180 cm selama kurun waktu 1982-1997. Penyedotan air tanah juga berdampak pada terjadinya intrusi air laut hingga mencapai kawasan Jakarta Pusat. Ini berdampak serius berupa korosi atau pengeroposan fondasi dan tiang pancang gedung-gedung tinggi.

Aspek kedua berhubungan erat dengan pasokan air bersih oleh perusahaan air minum. Bahwa hanya sekitar 40% kebutuhan air bersih di kawasan perkotaan dipasok perusahaan air minum. Sebagai akibatnya, perlombaan menyedot air tanah dalam skala besar semakin menjadi-jadi. Siapa pun lalu berada dalam hitungan mundur berhadapan dengan masalah kelangkaan air bersih.

Jika dunia pendidikan berhasil menumbuhkan penghayatan baru melalui pembelajaran terhadap makna penting air bersih dan pelestariannya, maka satu permulaan yang baik telah dilakukan. Semoga dengan upaya permulaan semacam itu dunia pendidikan pada akhirnya berdiri di garda terdepan penyelamatan lingkungan.

Categories:

Leave a Reply

Mohon masukannya,, semoga bisa lebih membangun..
Terima Kasih...