Cerita Senja

Harapan terbesar orang tua adalah ingin memiliki anak yang soleh, sopan, pandai bergaul, pintar dan sukses , tetapi harapan besar ini jangan sampai menjadi tinggal harapan saja. Bagaimana orang tua untuk mewujudkan harapan tersebut, itulah yang paling penting. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan fundamental, keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya.

Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara baik maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode - periode kritis yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui Dengan baik, maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri dan kepribadian yang terganggu. Lebih jauh lagi bahkan tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya akan gagal sama sekali.

Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama, para orang tualah yang paling mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja yang mereka tidak sukai. Para orang tua adalah yang pertama kali tahu bagaimana perubahan dan perkembangan karakter dan kepribadian anak-anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja yang membuat anaknya takut. Para orang tualah yang nantinya akan menjadikan anak-anak mereka seorang yang memiliki kepribadian baik ataukah buruk.
Read More …

Kepadamu aku menyimpan cemburu

Dalam harapan yg tertumpuk olh sesak dipenuhi ragu

Terlalu banyak ruang yang tak bisa kubuka

Dan kbersamaan hnya memperbanyak ruang tertutup

Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan

Ya, jalanku dan jalanmu

Meski aku masih saja menatapmu dng cinta yg malu2


Aku dan kamu seperti hujan dan teduh

Pernahkah kau mendengar kisah mereka?


Hujan dan teduh ditakdirkan untuk bertemu


Tetapi tidak bersama dalam perjalanan


Seperti itulah cinta kita


Seperti menebak langit abu – abu


Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan..

Read More …

Salah satu kesan saya usai membaca novel “Cinta Suci Zahrana” karya Habiburrhman El-Shirazi (Kang Abik), betapa dilemanya seorang gadis berprestasi saat di hadapkan pd pilihan mengejar cita2, karir / berumah tangga. Diakui, lingkungan sosiologis kita masih ber pandangan, bhw prioritas seorang perempuan menjadi ibu dari anak2 di samping isteri dari seorang suami. Setinggi apapun prestasi yg diraih, rasanya belum afdol bila kehidupan pribadi termasuk cintanya tidak sukses.


Nama Zahrana mendunia karena karya tulisnya dimuat di jurnal ilmiah RMIT Melbourne. Dari karya tulis itu, Zahrana meraih penghargaan dari Thinghua University, sebuah universitas ternama di China. Ia pun terbang ke negeri Tirai Bambu untuk menyampaikan orasi ilmiah. Di hadapan puluhan profesor arsitek kelas dunia, ia memaparkan arsitektur bertema budaya. Yang ia tawarkan arsitektur model kerajaan Jawa-Islam dahulu kala. Dari Thinghua University, Zahrana mendapat tawaran beasiswa untuk studi S3 di samping mendapat tawaran pengerjaan sebuah proyek besar.

Namun Zahrana tidak hidup sendiri. Di tengah kesuksesan prestasi akademiknya, ia malah menjadi bahan kecemasan kedua orang tuanya. Kecemasan itu lantaran Zahrana belum juga menikah di usianya yang memasuki kepala tiga. Sudah banyak laki-laki yang meminangnya, namun Zahrana menolaknya dengan halus.

Di sinilah konflik batin Zahrana mulai timbul, antara menuruti keinginan orang tua atau mengejar cita-cita. Sebenarnya Zahrana sudah mengalah. Ia tak menerima tawaran jadi dosen di UGM. Alasannya karena orang tuanya yang tinggal di Semarang tidak mau jauh. Zahranapun memilih mengajar di sebuah universitas di Semarang. Ia tetap bisa tinggal bersama orang tuanya. Zahrana juga mengalah pada orang tuanya hingga ia tidak mengambil tawaran beasiswa S3 di negeri China.
Read More …

Telepon selular (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).

1. Sejarah

Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.

Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut untuk pertama kalinya. Namun akhirnya sebuah telepon genggam pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram. Untuk memproduksinya, Motorola membutuhkan biaya setara dengan US$1 juta. “Di tahun 1983, telepon genggam portabel berharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara dengan US$10 ribu (Rp90 juta).

Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut dengan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.

Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia komunikasi selular adalah Amos Joel Jr yang lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918, ia memang diakui dunia sebagai pakar dalam bidang switching. Ia mendapat ijazah bachelor (1940) dan master (1942) dalam teknik elektronik dari MIT. Tidak lama setelah studi, ia memulai kariernya selama 43 tahun (dari Juli 1940-Maret 1983) di Bell Telephone Laboratories, tempat ia menerima lebih dari 70 paten Amerika di bidang telekomunikasi, khususnya di bidang switching. Amos E Joel Jr, membuat sistem penyambung (switching) ponsel dari satu wilayah sel ke wilayah sel yang lain. Switching ini harus bekerja ketika pengguna ponsel bergerak atau berpindah dari satu sel ke sel lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel inilah penggunaan ponsel menjadi nyaman.
Read More …

Tiga anak berusia 10 tahun, yaitu Nabiollah dari Tajikistan, Djamil dari Senegal dan Rifdha dari Maladewa pergi ke Mesir untuk mengikuti MTQ internasional. Dlm kompetisi yg diikuti 70 negara ini 100 anak menghafal 114 surat dlm Qur’an yg terdiri dari 6.200 ayat & 200.000 kata dlm bahasa Arab. Penilaian kompetisi ini didasarkan pd ketepatan bacaan, semangat membaca, dan indahnya melodi yg dilantun kan. Sutradara G. Barker, yg dulu berprofesi sbgai wartawan lepas, tdk hanya membuat film yg menghibur, ttp juga menggambarkan kesulitan yg dihadapi orang tua Muslim dan anak2 mereka dlm menyeimbangkan kehidupan yg sekuler dan agamis.

Dalam film itu digambarkan bagaimana Djamil diajarkan oleh gurunya di Senegal bahwa Islam adalah agama damai dan orang Islam harus menganut prinsip tersebut dalam hidupnya, tetapi pemerintah Senegal menutup sekolah yang dikhawatirkan akan mengembangkan ajaran fundamentalis.

Di sisi lain, Nabiollah yang bisa membaca dan bahkan hafal Qur’an, buta huruf dalam bahasanya sendiri, sementara Rifdha gadis kecil dari Maladewa bermimpi untuk menjadi peneliti dan mencari tahu apa yang terjadi di laut malam hari, tak hanya sekedar menjadi seorang isteri seperti yang diinginkan ayahnya. Ketiga kisah ini benar-benar memberi gambaran kehidupan keluarga Muslim di berbagai negara di dunia.

Dalam sebuah wawancara media, Greg Baker mengatakan kontroversi seputar Islam akan menjadi bagian dari kehidupan saat ini dan akan menjadi bagian dari kehidupan pada masa mendatang. Ia mengatakan bahwa filmnya tersebut berkaitan dengan isu penting yang bisa dilihat dengan cara yang menyenangkan dan menarik lewat anak-anak tersebut.

Read More …

Tuhan,, andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan,, andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku, terjadi pada siapapun.

Tuhan,, bolehkah aku menulis surat kecil untuk-mu

Tuhan..
Bolehkah aku memohon satu hak kecil untuk-mu,,
Biarkan aku tetap melihat bulan dan bintang..

Tuhan ..
Bolehkah aku,,
Hidup untuk waktu yang lama..

Tuhan..
Bolehkan aku tersenyum untuk waktu yang lebih lama,,
Agar tidak ada lagi air mata dalam hidupku..

Tuhan..
Bolehkan aku menjadi dewasa seperti burung yang terbang
sebebasnya dilangit..

Tuhan..
Bolehkah engkau tidak pisahkan aku dari ayah dan teman - teman
yang aku sayangi.

Tuhan..
Surat kecilku ini adalah permintaan terakhirku,,
Andai aku bisa kembali..
Read More …

Rhada mengabarkan kepergiannya ke Tanah Suci pada Osman. Baginya Osman masih sangat berarti karena hatinya pernah terpenjara selama 14 tahun di balik jeruji pesona Osman, namun beberapa bulan menjelang keberangkatannya, dia yakin telah membebaskan hatinya dari Osman.

Di tanah suci Rhada bertemu dengan seorang lelaki yang sering membantunya di kala Rhada kesusahan yang bernama Yusuf. Dia seorang pengusaha sukses asal Jakarta. Rhada akui bahwa hatinya menyukai Yusuf. Dan kedua orangtuanya pun terkesan dengan sikap Yusuf yang selalu menolong rombongan haji asal Indonesia yang kesusahan.Saat sedang berjalan-jalan di pasar bersama kedua orangtuanya, ada sebuah suara yang tak jauh dari samping Rhada memanggilnya. Rhada menoleh ke kanan dan kedua orangtua Rhada ikut berhenti. Wajah gadis itu langsung terkejut karena melihat sosok seseorang yang berasal dari masa lalunya. Dia adalah Rudi, teman Rhada semasa duduk di bangku SMA. Mereka tidak pernah sekelas, tetapi ada kisah yang membuat gadis itu mengenal Rudi, dan untuk seumur hidupnya tak akan pernah melupakan lelaki tersebut.

Rhada tak pernah tahu siapa Rudi selama 2 tahun pertamanya di SMA. Namun saat Rudi menyatakan cinta kepadanya Rhada tak bisa melupakan sosok lelaki itu. Dan Rhada pun tak pernah menjawab pernyataan cinta dari Rudi.Awal pertemuan Rhada dengan Rudi di Mekkah hanya diisi dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Namun setelah seringnya mereka berjumpa di Mekkah, Rudi menagih kembali jawaban Rhada atas pernyataan cintanya dan mengajak Rhada untuk menikah.Rhada sempat bingung, tapi akhirnya dia yakin bahwa Rudi bukanlah pengisi hatinya. Walaupun Rhada terpesona dengan sosok Rudi yang sekarang karena Rudi terlihat lebih islami, Rhada menolak Rudi dengan halus.Rhada berdo’a semoga Rudi bisa menerima jawabannya dengan ikhlas dan mendapatkan sosok pengganti Rhada yang lebih cocok untuk Rudi.
Read More …

Ketika doanya di Raudhah Al Syarifah tak terkabulkan, hati Seyla hancur berkeping-keping. Zen yang diharapkan menjadi suaminya kelak, lebih memilih Lila dengan alasan yang sulit dimengerti Seyla.

Demi menata kembali hatinya, Seyla memutuskan hijrah ke kota Groningen. Di kota yang jauh lebih modern inilah, Seyla menemukan bermacam cinta dalam berbagai rupa. Hingga Seyla terseret arus pesona seorang pangeran bermata teduh bernama Karl van Veldhuisen.

Namun kenyataan pahit kembali menghadang cinta Seyla, Karl telah bertunangan dengan Constance Martina du Barry. Beranikah Seyla merebut hati Karl seperti halnya Lila yang merampas Zen darinya ?

Akankah Seyla menghujat Sang Khalik yang memupuskan harapan cintanya setelah ia sengaja berdoa di tempat suci itu ?

Benarkah ujian cinta terberat adalah keimanan kita ?

Kisah cinta Seyla digulirkan secara menarik oleh Sinta Yudisia. Pembaca tidak hanya diajak mencicipi keagungan cinta, tapi juga merasakan kesucian kota Makkah serta keindahan kota Groningen.
Read More …

Cinta bukan hanya pemberian, tapi juga sebuah perjuangan..
Cinta adalah hidup, dan harus dihidupi..

Cinta adalah sebuah hasrat, namun seringkali menjadi mimpi..
Cinta adalah tujuan, tekad yang membara dan seringkali menuai nyawa..

Cinta adalah sepi, seperti waktu yang kandas ditelan sunyi..
Cinta adalah diri ini, yang berkeinginan hidup terus berjalan tanpa henti..

Cinta pada dasarnya adalah sebuah perasaan yang sangat sulit untuk di defenisikan..
Tetapi tidak bisa di pungkiri,, bahwa cinta adalah anugerah...

Dunia terasa lebih berwarna, ketika kita sedang jatuh cinta. Kesepahaman dan cara pandang yang sama, kecocokan satu dengan yang lain, seringnya bertemu dapat menimbulkan benih-benih cinta..

Bagaimana tentang perbedaan usia dalam cinta, setiap orang mempunyai harapan dan cara pandang yang berbeda. Bagi sebagian orang, perbedaan usia dalam cinta tidaklah menjadi pertimbangan atau masalah di antara mereka yang saling mencintai dan menyayangi. Tetapi dalam cara pandang yang lain, terkadang perbedaan usia dapat menjadi penghalang cinta mereka.

Namun,,, apapun pandangannya.. Yang jelas ingatlah selalu bahwa pada akhirnya keputusan untuk menikah,, haruslah menjadi keputusan kita bersama pasangan kita sendiri.. Jangan biarkan seorang pun berusaha mempengaruhi kita, atau memutuskan hal itu untuk kita. Karena kita yang akan menjalaninya..!!!
Read More …

...

Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .
...

Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.

Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.

NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!

source: http://www.resensi.net/hidup-adalah-anugerah/2008/12/05/
Read More …

Guru Marjuki (inisial) atau Guru Juki-kini makin dikenal di kalangan pengajar di Kabupaten Bekasi. Dia menjadi buah bibir semenjak ratusan murid Sekolah Dasar Negeri daerah Sukamekar. Bekasi, mogok belajar sejak Senin (8/11) karena menolak mutasi Guru Juki. Ratusan orangtua muridbahkan menggelar demo demi menentang pemindahan tugas tersebut.
...
...
Apa yang membuat warga Sukamekar begitu membelanya? Apakah karena perilaku Guru Juki telah benar-benar disebut sebagai pahlawan tanpa tanda Jasa? "Saya sendiri tidak tahu mengapa Justru warga yang menolak saya dimutasi. Apa yang saya kerjakan di sana sepertinya sudah selazimnya dikerjakan pengajar pada umumnya.

Selama sepuluh bulan bertugas di SDN Sukamekar, Marjuki selalu datang lebih pagi daripada para murid atau staf pengajar lainnya. Saat waktunya tiba bagi para murid masuk sekolah, lelaki lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Tambun tahun 1985 Ini sudah berdiri di gerbang sekolah. Dia menyambut kedatangan siswa-siswi dengan menyalaminya satu per satu. Hal itu mendapat apresiasi dari kalangan orangtua/wali murid yang mengantar anaknya ke sekolah.

Meski datang paling awal, ayah Uga anak ini selalu pulang paling akhir, malam hari, setelah seluruh staf pengajar meninggalkan sekolah. Pada sore hari, tak segan dia bercengkerama dengan penjaga sekolah, sekadar berbagi sebatang rokok, atau menyiram dan merawat puluhan tanaman di sekolah itu. Puluhan tanaman berbagai Jenis itu ditanam beramai-ramai oleh para siswa. Guru Juki sendiri memiliki dua batang pohon asem Jawa yang ditanam di dua pot besar. "Pohon asem itu seumuran dengan anak pertama saya. Dia sekarang berumur 21 tahun. Pohon itu selalu saya bawa di mana pun saya ditugaskan," tuturnya.
DI luar urusan tanaman. Marjuki memiliki kedekatan dengan para guru. Pada pekan pertama menjadi kepala sekolah, dia sudah mengajak para guru untuk sama-sama mencari tahutentang potensi sekolah melalui metode analisis SWOT [strength, weakness, oportunity, threat). Berangkat dari hasil analisis, mereka bertekad menjadikan sekolah itu berstandar nasional dalamjangka dua tahun.

Berkarakter dan bermartabat
Langkah demi langkah mereka susun demi pencapaian tujuan itu. Hingga pada bulan keenam kegiatan ekspo digelar di sekolah yang terletak di pedesaan, berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Bekasi, itu. Puluhan hasil kerajinan pelajar dipamerkan, ratusan foto kegiatan belajar-mengajar dan kegiatan lapangan dlpampang. Beberapa murid-mempertunjukkan kebolehannya dalam berbagai bidang, seperti menyanyi, berakting, bahkan merakit komputer.

Marjuki mengatakan, satu hal yang lebih penting dibanding status sekolah berstandar nasional adalah mendidik murid dengan mempraktikkan pembelajaranbermakna dan berkarakter. "Saya melakukannya dengan hal-hal yang kecil. Di setiap pertemuan diusahakan cara agar proses pembelajaran berkesan bagi siswa-siswi," tutur suami Tasirah (44) ini.

Proses pembelajaran, menurut Marjuki, bukanlah sekadar membuat murid cerdas akan pengetahuan, tapi Juga cerdas secara emosi dan perilaku. Menurut dia, bukan hanya nilai berupa angka yang menjadi ukuran keberhasilan pembelajaran, tapi Juga bagaimana agar nilai-nilai kebaikan yang ada bisa diserap sebagai sebuah sikap hidup. Jika sudah menjadi sikap hidup maka akan menjadi kebiasaan, dan setelah itu menjadi karakter dan budaya yang mewarnai peradaban. Marjuki memberi contoh, saat hendak menyampaikan pengetahuan tentang daun dan pepohonan, dia meminta siswa-siswi untuk mengumpulkan daun-daun yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Para murid dibagi per kelompok dan diminta menyebutkan Jenis serta fungsi daun-daun tersebut.

Di balik pembelajaran itu, dia menyelipkan pemahaman nilai-nilai dan makna kehidupan. Meskipun daun-daun itu berbeda Jenis, ukuran, dan warna maupun teksturnya, fungsinya sama yaitu untuk proses fotosln-tesis. Saat menjelaskan tentang dedaunan itu. dia berikan pemahaman bahwa tak hanya dedaunan yang berbeda, manusia pun berbeda warna kulit serta suku maupun adat-lstladatnya. Namun, fungsi mereka sama, yaitu sebagai makhluk yang berkewajiban menjaga kelangsungan hidup di Bumi. "Dari situ diharapkan siswa-siswi bisa menghargai perbedaan, sehingga mereka tak kaget dan merasa rendah diri saat bertemu orang dari suku lain ataupun bangsa lain," ujarnya.

Marjuki kembali memberi contoh, untuk membangkitkan semangat siswa-siswi di desa itu dia menggunakan medium pohon tekokak. pohon Har yang oleh sebagian orang dianggap gulma. Para murid kemudian diajari menyambung batang-ba-tang pohon tekokak Itu dengan tanaman tomat, leunca, dan terong. Setelah beberapa pekan berselang, pohon-pohon tekokak itu menghasilkan tiga Jenis buah tomat, terong, dan leunca. "Dari pohon tekokak itu saya bangkitkan semangat dan cita-cita anak-anak, bahwa status sebagai anak petani bukan merupakan penghalang untuk menjadi orang sukses. Seperti halnya pohon tekokak yang bisa berbuah tomat, mereka juga bisa menjadi anak petani yang berprofesi sebagai manajer, direktur, bahkan menteri sekalipun." tuturnya.

Menurut Marjuki, pembelajaran berkarakter harus diintegrasikan dengan mata pelajaran yang ada, Jadi bukan sebuah mata pelajaran tersendiri. "Seperti halnya saya, para guru saat ini ditantang untuk mencari nilai di balik pembelajaran formal. Anak SD itu butuh contoh konkret yang mudah sehingga pemahaman lebih gampang ditanamkan." katanya.Pendidikan karakter yang dilakukan Guru Juki bukan sekadar wacana atau teori seperti yang sering dilakukan para pejabat negeri Ini. Dia telah melakukannya secara riil, tanpa pamrih. Dari, dia kini mulai menuai hasilnya. (Ichwan Chasan!)
Read More …

Dimuat di majalah “Inside Sumatera” tourist & lifestyle magazine untuk pesawat Garuda Indonesia edisi Desember 2010.

“Nah itu sungai Mulak” demikian kata Hambli sambil menunjuk kearah sungai yang kelihatan dari pebukitan tempat penulis berhenti sejenak setelah hampir setengah jam menyusuri jalan kebun menuju desa Pulau Panggung. Sambil mengelah nafas dan minum segelas air mineral , Hambali berkata bahwa kita baru sampai setengah jalan , setelah ini jalan sedikit datar tapi kita nanti akan menanjak lagi baru kemudian kita akan berada di daerah yang datar yang di sebut Desa Pulau Panggung diketinggian sekitar 400 meter dari permukaan laut.
Desa Pulau Panggung merupakan sebuah perkampungan di jaman prasejarah, yang terletak diatas pebukitan desa Tanjung Sirih Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Konon Desa Tanjung Sirih dan sekitarnya merupakan lautan air dan Desa Pulau Panggung merupakan sebuah pulau dan tak jauh dari desa ini terdapat sebuah batu tempat dimana ditambatkannya perahu (saat ini berada di Desa Karang Dalam).
Di Desa Pulau Panggung  terdapat 4 batu megalith dan 1 lumpang batu yang telah berusia 4.000 tahun, batu pertama terletak dipojok perkebunan karet milik  Yamal, disini  terngonggoklah sebuah batu besar menyerupai seseorang  sedang memangku seorang anak dan menunggang seekor kerbau. Sosok ini berbadan tambun, hidung pesek dan mengenakan kalung, sedang seorang anak yang dipangkunya memakai pelindung kepala. Batu megalith ini  di sebut Batu Putri Besak.

Sepuluh menit perjalanan dari Batu Putri Besak sampailah kami di Batu Satria. Disebut Batu Satria karena batu ini menggambarkan  seorang kesatria yang mengenakan sejenis helm dan memakai kalung .Tapi sayang batu ini telah roboh dan bagian muka menghadap/mencium tanah serta bagian paha ke bawah telah tertimbun tanah. Letak batu ini di perkebunan karet dan kopi milik  Sarti.
Dari Batu Satria ini Hambli yang merupakan juru pelihara disini membawa penulis dan  Kades Tanjung Sirih Markoni  melalui perkebunan kopi dan karet penduduk ke komplek Batu Putri. Disini terdapat sebuah batu berbentuk kursi dan sebuah batu menggambarkan seorang mengendong seseorang dipunggungnya. Batu ini dalam posisi tergeletak di tanah, dikelilingi pohon-pohon karet maka sangat rindang dan sedikit cahaya yang menyentuh batu-batu ini, sehingga sangat cepat ditumbuhi lumut tapi  Hambli selalu membersihkan semua batu megalith yang ada di situs ini.
Dengan sangat sabar dan ramah  Hambli sambil bercerita membawa penulis dan  Kades Markoni ke Batu Macan yang dikelilingi kebun kopi milik Rasmin. Batu Macan ini dalam posisi tergeletak  dan pada bagian ekornya tertimbun tanah. Batu Macan menggambarkan  seekor macan yang sedang menerkam seorang anak kecil.
Keempat batu megalith yang terdapat di situs Pulau Panggung atau Tanjung sirih ini semua menghadap kearah matahari terbit atau menghadap arah Timur. Makna apa yang terkandung disini mungkin ada hubungannya dengan suatu kepercayaan.
Dan batu megalith yang kelima atau terakhir berada di situs megalith Pulau Panggung atau Tanjung Sirih adalah sebuah lumpang batu berlubang 4 (empat). Letaknya di hutan milik  Mardi, berdekatan dengan kebun  Hambali sang jupel. 


Selain batu megalith Pulau Panggung juga tersebar batu megalith lainnya di Kabupaten Lahat , seperti : komplek megalith Batu Dakon yang terletak ditepi jalan menuju desa Geramat di persawahan penduduk, disini ada 2 batu megalith, batu pertama menggambarkan figure yang mengendong anak di punggungnya sambil membawa gendang sedang batu kedua menggambarkan seekor kerbau tanpa kepala.
Menurut keterangan Sain Batu Dakon Geramat Desa Geramat Kecamatan Mulak Ulu ini mengisahkan seseorang yang sedang menggembala kerbau, dan ini ada hubungannya dengan legenda rakyat Si Pahit Lidah. Pada waktu itu lanjut  Sain, diatas bukit Resam Si Pahit Lidah atau Serunting Sakti memanggil tapi tak ada jawaban dan akhirnya dia berucap “ai…lah jadi batu apa”maka jadilah batu.
Perjalanan berikutnya ke Desa Lesung Batu Kecamatan Mulak Ulu. Di desa ini terdapat sebuah lesung berlubang tiga yang terletak diperkebunan kopi di atas sungai Mulak. Dari sini kita bisa melihat betapa indahnya pemandangan alam Mulak dan  masih terdengar suara siamang yang saling bersautan.
Dan selanjutnya kami menuju Desa Pagar Alam di kecamatan Pagar Gunung. Di desa ini terdapat batu megalith yang disebut BATU MACAN. Batu megalith ini menggambarkan seorang anak di terkam macan  juga sebagai simbol penjaga terhadap perzinahan dan pertumpahan darah dari 4 daerah yakni: Pagar Gunung, Gumay Ulu, Gumay Lembak dan Gumay Talang.
Kunjungan berikutnya  melihat sebuah batu terletak didalam tanah berukuran 1 m, terdapat pahatan seorang digigit seekor ular pada bagian tangan sampai bahu, sedang seorang lagi dililit dan digigit seekor ular lainnya. Pada bagian atas batu ini terdapat genangan air. Nampaknya batu ini sebuah lumpang. Lumpang batu berukir merupakan hal yang langka, unik dan tentu mempunyai nilai budaya sangat tinggi. Lumpang batu  yang ditemukan sekitar Bulan April  2010 ini hanya berpagar bambu yang cukup melindungi lumpang batu didalamnya.

Dengan menyusuri pepohonan kopi di kanan kiri yang mulai memerah sampailah pada sebuah batu yang menggambarkan seseorang sedang mengapit anak pada tangan kanannya sambil menunggang seekor gajah. Pada bagian depan batu ini sangat jelas digambarkan seekor gajah dengan mata, belalai dan kedua gadingnya. Batu ini disebut Baturang mungkin singkatan dari batu orang. Batu megalith yang konon berusia 4.000 tahun merupakan tinggalan jaman prasejarah jauh sebelum adanya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Bukan hanya 2 batu megalith itu saja yang ada di kebun Ahlan tapi masih ada 1 lumpang batu berlubang satu dan 8 lesung batu yang bentuk hiasan luarnya beragam dan letaknya tersebar. Ada lesung batu berkepala kodok, berkepala kambing, berhias seekor ular dan orang. Dan semua lesung batu tersebut mempunyai lubang dengan ukuran lebar dan dalam yang sama, sepertinya mereka yang membuat telah mengenal alat ukur. Suatu temuan yang langka dan unik. Di Desa Pulau Panggung Kecamatan Pajar Bulan ini kami telah mengunjungi 2 lumpang batu, 1 arca dan 12 lesung batu, sebenarnya masih ada beberapa batu megalith lainnya seperti arca manusia, lesung batu, batu tegak dan tetralith.
Sepengetahuan penulis, Kecamatan Pajar Bulan merupakan pusat temuan batu megalith terbesar yang ada di Kabupaten Lahat dan Sumatera Selatan bahkan terbesar se Indonesia. Selain Desa Pajar Bulan dan Desa Pulau Panggung batu megalith berupa bilik batu, menhir, dolmen, arca, batu tegak, tetralith juga ditemukan di Desa Talang Pagar Agung, Benua Raja, Kota Raya Darat dan Kota Raya Lembak. Bahkan Batu Gajah yang sangat terkenal, yang saat ini tersimpan di Museum Balaputradewa di Palembang berasal dari Desa Kota Raya Darat, Kec.Pajar Bulan.
Juga kecamatan Jarai yang merupakan tetangga kecamatan Pajar Bulan menyimpan banyak tinggalan prasejarah seperti Baturang yang menggambarkan seorang panglima dengan pedang dipunggungnya sedang menindih seekor gajah yang terlentang, Batu Putri yang berjarak 30 meter dari Baturang, Rumah Batu, Lumpang Batu, Lesung Batu dan Menhir.
Karena kayanya tinggalan batu megalith di Kabupaten Lahat tidak mengherankan jika setiap kecamatan terdapat batu megalith antara lain Kecamatan Merapi Barat, Pulau Pinang, Gumay Ulu, Mulak Ulu, Tanjung Tebat, Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung, Jarai, Pajar Bulan dan Muara Payang.
Batu megalith tersebut telah dikunjungi untuk pertama kali pada tahun 1850 oleh L.Ullman dan yang cukup terkenal adalah Van der Hoop tahun 1932 dengan bukunya ”Megalithic Remains in South Sumatera”. Dan telah pula ditulis oleh Lonely Planet yang diterbitkan di Australia.
Selain tinggalan batu megalith berusia 4.000 tahun Kabupaten Lahat juga terkenal akan keindahan panorama alamnya. Alam pebukitan dengan gugusan Bukit Barisan nan hijau dengan Bukit Serelo nan unik tiada duanya seperti jempol raksasa, danau-danau dan sungai Lematang dengan anak-anak sungainya yang menjadi sumber kehidupan sejak ribuan tahun silam, struktur alam pebukitan sehingga terdapat banyak gua, sumber air panas dan puluhan air terjun yang tersebar di penjuru Kabupaten Lahat. Salah satunya Desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang terdapat 7 air terjun yang berada di satu sungai dengan tinggi dan keindahan yang berbeda. Sungguh suatu pesona alam yang tiada tara membuat setiap orang terkesima.
Kabupaten Lahat dengan jumlah penduduk 530.977 dan terletak 215 km dari Palembang, ibukota Sumatera Selatan telah berdiri sejak 20 Mei 1869. Dan 20 Mei dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Lahat. Saat ini Kabupaten Lahat terbagi menjadi 21 kecamatan dengan luas area 6.618,27 km. Sebelum Kabupaten Empat Lawang dan Kota Pagar Alam memisahkan diri wilayah Kabupaten Lahat sangat luas.
Mayoritas penduduk mempunyai mata pencarian sebagai petani kopi, karet, sawit, bersawah dan saat ini telah pula berkembang pertambangan batubara, minyak dan gas. Dan khusus pertambangan batubara Kabupaten Lahat menyimpang 46 % deposit batubara yang ada di Indonesia. Juga terdapat sebuah Bengkel Kereta Api yang di bangun pada tahun 1924 dan merupakan bengkel terbesar yang dimiliki PT Kereta Api. Pada saat musim buah tiba sekitar bulan November sampai Februari banyak terdapat buah duku, rambutan, mangga, manggis dan durian yang mereka jajakan disepanjang jalan trans Sumatera. Create By Mario
Read More …

Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal, dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris di sana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.

“Aku ingin kuliah di Amerika,” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan. Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar.

“Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.”

Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada.

Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun.

“Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai penerima beasiswa.

“Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya,” ujar sang guru.

“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu tipis, mungkin nihil.”

Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar bagian-bagian komputer dan cara kerjanya.

Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu.

“Inilah saat yang kejam. Penolakan,” pikir sang guru.

Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya: Ia diterima ! Hani diterima…

“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri,” tutur sang guru menutup kisahnya.

Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship, dan dimuat di buku “Chicken Soup for the College Soul”, yang edisi Indonesianya telah diterbitkan.

Tentu kisah ini tidak dipandang sebagai kisah biasa oleh Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Kimberly Kirberger, dan Dan Clark. Ia terpilih diantara lebih dari delapan ribu kisah lainnya. Namun, bukan ini yang membuatnya istimewa.

Yang istimewa, Hani menampilkan sosoknya yang berbeda. Ia punya tekad. Tekad untuk maju. Maka, sebagaimana diucapkan Tommy Lasorda, “Perbedaan antara yang mustahil dan yang tidak mustahil terletak pada tekad seseorang.”

Sumber: Disadur dari Chicken Soup for the College Soul by Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Kimberly Kirberger, and Dan Clark.
Read More …